Tahukan Anda? 5 dari 10 orang yang terdiagnosa kanker bangkrut 1 tahun setelah diagnosis. Ini adalah sumber yang saya kutip dari The George Institute for Global Health, 2015. Ternyata banyak perusahaan juga mengalami kebangkrutan karena tidak melakukan managemen resiko. Untuk menghindari kebangkrutan dalam keuangan rumah tangga, kita bisa melakukan hedging dengan asuransi.
Hedging atau lindung nilai merupakan strategi manajemen risiko yang digunakan perusahaan untuk meminimalkan dampak kerugian dari ketidakpastian tertentu.
Contohnya adalah maskapai penerbangan melakukan strategi hedging dengan cara membeli opsi yang memberikan hak bagi perusahaan untuk membeli bahan bakar dengan harga tertentu dalam waktu tertentu. Jika harga bahan bakar dunia naik tinggi, maka maskapai perusahaan tetap bisa membeli bahan bakar sesuai dengan harga yang sudah ditentukan.
Bisa dibayangkan apa yang terjadi dengan maskapai penerbangan yang tidak melakukan hedging karena ingin menghemat biaya opsi ? Akibatnya adalah saat harga minyak dunia naik tinggi, perusahaan akan terpaksa membayar biaya yang jumlahnya tidak bisa diprediksi.
Dalam financial planning, asuransi juga mirip dengan hedging, dimana dengan membayar biaya yang tetap atau istilahnya biaya premi, maka kita bisa menghindari biaya yang tidak tetap (variable cost) saat terjadi resiko misalnya terdiagnosa penyakit kritis.
Jadi jika kita ingin menghemat biaya premi, maka saat terjadi resiko, kita akan terpaksa membayar biaya variable yang jumlahnya tidak bisa diprediksi, dan tentu saja ini akan mengganggu keuangan keluarga.
Meskipun pendekatannya berbeda, lindung nilai dan asuransi memiliki kesamaan tertentu dalam tujuan keseluruhannya dalam mengelola dan memitigasi risiko. Berikut persamaan utama antara lindung nilai dan asuransi:
1. Manajemen Risiko
Baik lindung nilai maupun asuransi merupakan strategi manajemen risiko yang digunakan untuk meminimalkan dampak finansial dari kejadian buruk.
2. Perlindungan Finansial
Lindung nilai memungkinkan entitas untuk mengimbangi potensi kerugian dalam nilai aset atau investasi, sementara asuransi menawarkan kompensasi atau perlindungan jika terjadi risiko tertentu atau peristiwa yang ditanggung.
3. Pengalihan Risiko
Dalam lindung nilai, risiko dapat ditransfer ke pasar atau pihak lain melalui instrumen keuangan. Dalam asuransi, risiko dialihkan ke perusahaan asuransi, yang bertanggung jawab memberikan kompensasi kepada pemegang polis atas kerugian yang ditanggung.
4. Biaya dan Premi
Dalam lindung nilai, terdapat biaya transaksi, persyaratan margin, dan potensi biaya peluang. Dalam asuransi, pemegang polis membayar premi kepada perusahaan asuransi untuk memperoleh pertanggungan.
5. Perlindungan terhadap Ketidakpastian
Memberikan tingkat kepastian atau dukungan finansial ketika menghadapi fluktuasi pasar (lindung nilai) atau kejadian yang tidak terduga (asuransi).
Meskipun ada kesamaan, penting untuk mengenali perbedaan dalam sifat, mekanisme, dan tujuan lindung nilai dan asuransi. Hedging biasanya lebih terfokus pada pasar keuangan dan eksposur risiko tertentu, sedangkan asuransi memberikan solusi transfer risiko yang komprehensif di berbagai aspek kehidupan dan bisnis.
Konsultasi asuransi bisa menghubungi konsultan keuangan atau Whatsapp.